kekerasan TKI Arab Saudi

kekerasan TKI Arab Saudi
Pemimpin yang diharap tak jua berikan jalan selamat. Dikala warga menderita, mereka sibuk berpesta.

Minggu, 30 Januari 2011

kutu-kutu IBLIS ditanah SUCI---2

Untuk sesaat Ina nampak meneteskan air mata. Ketakutan mulai merasuk dan meracuni pikiran tenangnya. Rasa takut berlebihan yang menghujam hati dan pikirannya itu? Membuat ia lupa akan janji yang sempat terlontarkan pada Nina.

Ting...tongg...

Bel rumah berbunyi. Itu pertanda, bahwa sang majikan Ina telah pulang dari tempat kerjanya. Karena sadar akan rumah yang belum sepenuhnya rapih. Ina pun panik. Ia lepas tingkah, berjalan sambil kebingungan, sebelum akhirnya ia buka pintu rumah.

***

Setelah pintu Ina buka. Sang majikan nampak memantau keadaan seisi rumah. Keadaan rumah yang kacau balau nampak membuat sang majikan marah. Celoteh kasar pun berkumandang saat memarahi Ina. Ina yang hanya terpatri dalam ketegangan, laksana takut akan apa yang dialami Nina itu pun dialaminya juga.

'' Alhamdhulillah...''

Kecap syukur terkemukakan dalam hati Ina. Semua laksana sang majikan hanya memarahinya dengan kata-kata. Bukan melalui tangan atau barang lainya sebagai perantara luapan emosinya.

Dapatkah, selamanya kita bersama....

Nada hp Ina pun berdering kembali. Karena takut ketahuan sang majikan. Ia pun lekas mengangkat panggilan yang memelephonya.

'' hallo! Assalamu'alaikum. '' sapa Ina ramah.

'' walaikumsalam... eh In. Sudah belum? '' lontar tanya nina.

'' oiyah. Aku lupa Nina. Maaf. Oke... Sekarang gue mau telephon perwakilan dari Indonesia dulu. Sebentar ya? ''

Panggilan yang anda tuju sedang sibuk. Cobalah beberapa saat lagi. Tutt.. Tutt..

Panggilan Nina pun Ina buat menunggu. Semua karena Ina yang sedang berusaha untuk menelphon perwakilan dari Indonesia, seperti yang ia janjikan kepada Nina.

***

Tott... Tott...( Panggilan terhubung ke pihak perwakilan Indonesia di Arab Saudi )

'' Hallo. Adakah yang bisa saya bantu? '' sapa salah satu pegawai perwakilan dari Indonesia.


'' hallo juga Pak. Maaf, saya Ina. Saya merupakan salah satu TKI Indonesia. Dan saya mau melaporkan, akan kasus pelecehan seksual dan penganiayaan terhadap salah satu rekan saya Pak. Rekan saya namanya Nina, yang beralamatkan di (...) ''

'' Baik. Laporan saudari Ina akan kami tindak lanjuti. Mohon tunggu pemberitaan kami selanjutnya. ''
Setelah keperluannya dengan pihak perwakilan dari Indonesia selesai. Panggilannya dengan Nina disambungkan kembali. Nina yang sedari tadi masih menunggu tanpa mengakhiri panggilan telephon.

'' sudah gue laporkan Nin. Kita tinggal menunggu kabar berkelanjutan dari mereka. ''

'' Ya. Makasih Ina. Loe baik banget... ''

'' Oke Nin. Mmm...sory. Gue mau lanjutkan kerja lagi nih. Gue putus ya? Bye... '' kecap Ina sembari memutus panggilan telephonnya. Ina pun meneruskan pekerjaan yang sempat ditundanya.

Gemuruh pemikiran yang menyekat. Membuatnya tidak bisa konsentrasi saat bekerja. Bahkan Ina hampir saja lupa, kalau cuciannya pun belum sempat dicucinya.

***

Setiap hari Ina menunggu akan kabar dari pihak perwakilan dari Indonesia.

2 komentar: